Rudy adalah
seorang anak yang sejak kecil selalu berharap untuk bisa memiliki seorang
sahabat yang bisa mengerti dirinya, bisa menerima dia apa adanya dan selalu ada
untuk dia dalam suka maupun duka.
Kini Rudy
duduk di bangku smp, sudah sejak lama Rudy berharap untuk bisa memiliki seorang
sahabat, namun hingga saat ini dia belum mendapatkannya. Hingga pada akhirnya
di kelas 3 smp Rudy berteman akrab dengan seorang anak laki-laki juga, dia
bernama Wawan. Sejak saat itu Rudy dn Wawan berteman sangat dekat, hingga pada
akhirnya Rudi sadar bahwa sosok Wawan adalah sosok yang dia harapkan selama
ini.
Rudy
melalui hari-harinya bersama wawan, dan wawan juga adalah teman yang baik karna
dia juga selalu berusaha untuk menjadi teman yang baik untuk Rudy, bahkan wawan
pernah berkata kepada Rudy bahwa jika ada hal yang Rudy tidak suka pada
dirinya, Rudy bisa langsung memberi tahunya agar dia bisa segera mengubah
kejelekannya itu. Rudy pun membuktikannya, waktu itu dalam sebuah pesan singkat
(sms) wawan menulis kata-kata yang sedikit tidak sopan, karna Rudy tak menyukai
hal itu akhirnya dia segera memberitahu wawan bahwa dia tak menyukainya dan
terbukti, sejak saat itu wawan pun tidak pernah lagi mengeluarkan kata-kata
kotor di depan Rudy.
Hari-hari
mereka lalui dengan canda dan tawa, hingga pada akhirnya merekan harus fokus
belajar karna sebentar lagi ujian akhir nasional akan mereka hadapi. Seperti
biasanya, menjelang ujian akhir semua sekolah selalu mengadakan yang namanya
les sore, di sisi lain Rudy merasa bosan karna dia harus belajar dari pagi
hingga sore hari, namun di sisi lain Rudy juga bahagia karna itu mengartikan
bahwa waktu dia untuk bermain bersama wawan akan semakin panjang. Suatu ketika,
mereka berdua berbincang-bincang mengenai kelanjutan sekolah mereka, Rudy
berharap agar dia bisa melanjutkan SMA di sekolah yang sama bersama wawan,
waktu itu wawan berjanji padanya dan Rudy percaya kepada wawan.
Ujian akhir
nasional telah usai, beberapa siswa pun enggan untuk masuk sekolah termasuk
wawan. Rudy sedih karna tak bisa bermain lagi bersama wawan. Rudy hanya bisa
duduk di rumah sendiri sambil smsan bersama wawan, tiba-tiba sebuah pesan masuk
ke hp Rudy, dia pun segera membuka dan membacanya, ternyata pesan itu dari
wawan dan di pesan itu wawan berkata bahwa dia ingin bertemu dengan Rudy karna
dia ingin memberikan sesuatu kepada Rudy.
Keesokan
harinya Rudy dengan semangat berangkat kesekolah, setelah sampai di sekolah,
Rudy pun langsung menemui wawan. Setelah bertemu dengan wawan, Rudy langsung
bertanya bahwa apa yang akan dia berikan padanya. Dan ternyata wawan memberikan
sebuah gelang berwarna hitam putih kepada Rudy, gelang itu dibuat sendiri oleh
wawan. Rudy sangat bahagia, karna ternyata orang yang selama ini dia anggap
sahabat benar-benar bisa mengerti dirinya. Walaupun memang sebenarnya wawan tak
pernah mengungkapkan bahwa dia juga menganggap Rudy sebagai sahabat.
Dua bulan
kemudian, pendaftaran di sekolah menengah pertama terbuka. Rudy berniat
mendaftar di sekolah yang memang sejak awal dia dambakan, sekolah itu salah
satu sekolah terfavorit di daerahnya, banyak yang mengatakan bahwa hanya
orang-orang kayalah yang bisa bersekolah di sekolah tersebut, namun Rudy tak
pernah menghiraukan apa kata orang lain, yang dia lakukan hanyalah berusaha
agar dia bisa bersekolah di sekolah dambaannya itu.
Hari
pertama pendaftaran, Rudy datang untuk mengambil formulir pendaftaran, di pintu
gerbang dia melihat wawan bersama ayahnya sedang berjalan menuju parkiran,
akhirnya Rudy pun menghampirinya dan bertanya bahwa apa yang wawan lakukan di
sini, dan ternyata wawan juga sedang mendaftar di sekolah yang sama dengan dia.
Rudy sangat bahagia karna ternyata wawan menepati janjinya untuk sekolah di
tempat yang sama dengan dia. Menjelang beberapa minggu sekolah, Rudy menjalani
hari-harinya dengan sangat bahagia, karna walaupun dia tak sekelas dengan wawan
namun dia tetap bisa bertemu dengan wawan ketika jam istirahat atau sedang tak
ada guru. Wawan juga sering berkunjung ke rumah Rudy untuk bermain dan berenang
di pantai. Bahkan ketika Rudy mengadakan acara di rumahnya, dia tetap memanggil
wawan karna Rudy merasa tak lengkap jika tak ada wawan. Sesekali wawan juga
kadang menolak karna semua yang hadir di rumah Rudy adalah teman sekelas Rudy,
namun mungkin karna wawan tak mau mengecewakan Rudy sehingga wawan mau hadir di
acara tersebut. Rudy sangat bahagia karna hingga saat ini wawan tak berubah
sedikit pun dari awal Rudy mengenal wawan. Rudy selalu berharap agar wawan akan
tetap seperti itu hingga kapan pun.
Kini ujian
semester dua telah berakhir dan Rudy pun telah menerima rapornya, dia sangat
bahagia karna selama dua semester itu dia bisa mempertahankan peringkatnya dan
tetap berada di deretan sepuluh besar. Besok adalah pembaguan kelas, Rudy sudah
tak sabar untuk mengetahui di kelas mana dia akan di tempatkan karna selama
Rudy sekolah di SMA, dia sangat berharap untuk bisa masuk di kelas IPA 2.
Keesokan harinya Rudy pun segera bangun cepat dan berangkat ke sekolah, setelah
sampai di sekolah dia pun segera mencari kelasnya, dan ternyata impian Rudy
untuk masuk di kelas IPA 2 terwujud dan satu hal yg lebih membuat Rudy terkejut
adalah bahwa dia sekelas dengan wawan, orang yang paling dia banggakan selama
ini. Setelah dua minggu bersekolah, tiba-tiba wawan berkata kepada Rudy bahwa
dia akan pindah sekolah. Hal itu membuat Rudy terkejut dan sedih karna itu
artinya dia akan semakin jauh dari wawan, akhirnya Rudy pun bertanya kepada
wawan tentang alasannya pindah sekolah, dan wawan hanya menjawab bahwa dia ingin
mandiri karna ketika wawan pindah, dia tak akan tinggal lagi bersama orang
tuanya, melainkan kakek dan neneknya di daerah yang di sebut takalar.
Beberapa
minggu setelah kepindahan wawan, Rudy masih bisa menghubungi wawan, dia juga
sering menelpon wawan dan bertanya tentang bagaimana keadaannya disana. Namun
setelah beberapa lama, tiba-tiba saja nomor wawan tidak aktif dan tidak dapat
di hubungi, awalnya Rudy memang sedikit kecewa namun setelah beberapa lama,
Rudy pun bisa menerima hal itu dan menjalani hari-harinya seperti biasa tanpa
wawan.
Semester
ganjil telah berakhir, seperti biasanya ketika semester ganjil telah berakhir,
semua sekolah sering mengadakan acara yang di sebut PORSENI, dan tentu saja sekolah
Rudy juga mengadakan acara tersebut. Kali ini Rudy akan mengikuti dua lomba,
yaitu lomba ceramah dan lomba puisi. Hari keempat Porseni, mungkin karna sudah
hari keempat sehingga siswa yang hadir juga sudah semakin berkurang, saat itu
jam sudah menunjukan pukul 11.00 Wita, namun Rudy belum ingin untuk pulang ke
rumah, akhirnya Rudy mengikuti Subhan kekelasnya. Subhan adalah salah satu
teman Rudy namun mereka berbeda kelas, saat itu subhan sedang ingin ke kelasnya
dan kebetulan Rudy juga sedang kebingungan mencari teman karna semua teman
sekelas Rudy sudah pulang terlebih dahulu, akhirnya Rudy ikut bersama subhan.
Dan setelah sampai di kelas subhan, di ruangan itu tak ada siapa-siapa dan Rudy
memutuskan untuk tinggal di ruangan itu sambil memainkan laptop subhan yang
kebetulan sedang menganggur diatas meja, sedangkan subhan keluar entah kemana.
Beberapa
saat kemudian, dari arah pintu terlihat sekelompok anak muda, mereka seumuran
dengan Rudy, tatapan Rudy yang sejak tadi mengarah kelayar laptop tiba-tiba
teralihkan, dia melihat sosok yang tak asing yang juga berada diantara
gerombolan anak SMA itu, dan ternyata sosok itu adalah sosok orang yang selama
ini dia bangga-banggakan, dia adalah wawan. Setelah beberapa bulan tak bertemu,
akhirnya kini dia di pertemukan kembali. Awalnya wawan tak menghiraukan dia, namun
beberapa saat kemudian wawan sudah muncul di pintu, dia pun segera memanggil
wawan untuk segera menghampiri dia. Rudy dan wawan pun berbincang-bincang
mengenai pengalaman mereka beberapa waktu terakhir ini dan kemudian bertukar
nomor handphone. Sejak saat itu, mereka tak lagi terputus kontak, kadang mereka
saling berkirim pesan singkat dan kadang berbincang di telfon. Setiap kali
wawan pulang ke rumah orang tuanya, kadang dia juga menyempatkan diri untuk
menemui Rudy.
Kini bangku
kelas dua sudah Rudy tinggalkan, dan saatnya dia duduk di bangku kelas tiga,
dia bahagia karna kini kelasnya di beri nama IPAZEISAAL, nama itu di ambil dari
bahasa jerman yang berarti kelas ipa dua. Mungkin karna dia dan teman-temannya
merasa bukan anak-anak lagi sehingga mereka dia dan teman-temannya sudah bisa
berfikri dewasa dan menjalin tali persaudaraan lebih erat lagi. Walau begitu,
Rudy tak akan pernah lupa dengan sahabatnya wawan, karna dia merasa bahwa belum
ada orang yang bisa menyetarai sikap wawan yang begitu pengertian. Beberapa
lama duduk di bangku kelas 3, hubungan Rudy dan teman-temannya semakin erat dan
bahkan mengisahkan banyak kenangan yang tak terlupakan. Kenangan yang paling
berkesan untuk dia adalah ketika semua siswa laki-laki di bentuk menjadi satu
kelompok oleh guru agama mereka, mereka diberi tugas untuk membuat film islami
dengan tema yang di tentukan oleh guru mereka. Rudy dan teman-temannya
mengerjakan tugasnya dengan sungguh-sungguh dan akhirnya menghasilnya film yang
lumayan memuaskan. Tak puas dengan satu film, akhirnya Rudy membantu kelompok
teman perempuannya yang belum menyelesaikan filmnya dan dia juga menghasilkan
film yang lumayan memuaskan. dan tak sampai di situ saja, dia juga mengajak
thama untuk bekerja sama dalam hal ini, mereka berdua bekerja sama untuk
menyelesaikan tugas adik kelasnya yang juga di beri tugas untuk membuat film
islami, akhirnya dengan kerja keras dia bersama thama bisa menghasilkan 4 film
dalam waktu sebulan. Thama juga salah satu teman Rudy, thama sekelas dengan
subhan dan jika dia sudah bertemu dengan thama maka semua akan menjadi
terguncang karna tingkah laku mereka yang terlihat lucu dan kadang juga aneh.
Semakin
mendekati ujian akhir nasional, hubungan Rudy dengan teman-temannya semakin
erat, kadang dia juga meneteskan air mata ketika memikirkan teman-temannya yang
sebentar lagi akan meninggalkan dia, dan kini wawan juga sudah jarang
menghubungi Rudy bahkan wawan juga sudah jarang membalas pesan Rudy ataupun
menjawab telfon darinya. Setelah ujian nasional nanti, dia dan teman-temannya
berencana untuk pergi ke suatu tempat untuk berrekreasi melepaskan segala penat
setelah ujian, Rudy pun berniat memanggil wawan karna baginya wawan masih
bagian dari ipazweisaal namun ada juga beberapa teman kelasnya yang tidak
setuju jika dia mengajak wawan. Awalnya ketika Rudy mengajak wawan untuk ikut
ke bira, wawan masih ragu karna teman-teman kelasnya juga berencana untuk pergi
bersama.
Ujian akhir
nasional telah selesai, malam harinya Rudy menelfon wawan untuk menanyakan
kembali kepastiannya, apakah dia benar-benar ingin ikut atau tidak, namun kali
ini wawan mengecewakannya karna dia tak bisa ikut dengan alasan sedang tak ada
biaya. Rudy pun menerimanya dengan lapang dada dan tetap tersenyum. Keesokan
harinya Rudy pun berangkat bersama teman-temannya ke Bira, mereka menikmati
perjalanan dengan begitu bahagia dan penuh canda dan tawa. Setelah sampai di
bira, Rudy dan teman-temannya pun menyewa villa untuk tempat mereka menginap,
jam sudah menunjukkan pukul 09.00 malam, setelah menikmati makanan yang mereka
masak sendiri, Rudy memberikan sebuah hadiah sederhana kepada teman-temannya
sebagai kenang-kenangan darinya, hadiah tersebut berupa foto-fotonya bersama
teman-temannya ketika masih sekolah. Hal itu membuat Rudy dan teman-temannya
sedih, karna kini mereka akan berpisah dan pasti mereka akan sangat jarang
bertemu.
#untuk para
pembacaku, cukup sampai di sini kisah nyataku, kini kita beralih kedalam
khayalanku#
Setelah
lulus sekolah menengah pertama, Rudy ikut dengan kakak angkatnya pergi ke korea
selatan, dia mewujudkan impiannya yang sejak lama dan melanjutkan sekolahnya
disana, dia masuk ke suatu universitas dan mengambil jurusan perfilman. 2 tahun
kemudian, Rudy kembali ke indonesia bersama dengan kakak angkatnya dan
menghadiri sebuah undangan dari sebuah universitas yang berada di kota
makassar, dia di tugaskan untuk menceritakan pengalamannya selama ini di
hadapan seluruh mahasiswa yang juga mengambil jurusan yang sama dengan dirinya.
Rudy tak menyangka kalau di ruangan itu ternyata ada wawan, namun dia tak
menghiraukannya, dia hanya menyelesaikan tugasnya bercerita di depan seluruh
mahasiswa yang ada di dalam ruangan tersebut. Setelah Rudy bercerita, dia
langsung pulang bersama kakaknya, namun di depan gerbang kampus dia bertemu
dengan Bintang, bintang adalah wanita yang cerdas dan lumayan cantik, dia teman
kelas Rudy di korea yang juga sedang pulang ke indonesia untuk liburan, namun
dia tak suka pada bintang karna bintang sering kali bersikap sombong dan angkuh
di depannya, bahkan bintang sering merendahkan dan meremehkannya, sehingga
ketika Rudy bertemu dengan bintang di depan gerbang kampus, Rudy hanya
meliriknya sebentar dan terus berjalan menuju mobil kakaknya yang sejak tadi
menunggunya, dan bintang pun begitu, bintang hanya berjalan lurus dengan
angkuhnya. Setelah sampai di mobil, Rudy di tanya oleh kakaknya yang sangat
menyayanginya karna dia juga tak suka kepada bintang jika sering kali
meremehkan dan merendahkan bintang, namun Rudy tak berkata apa-apa karna dia
tak mau kakaknya itu mendapat masalah karna dia.
Dua minggu
kemudian, pagi itu Rudy baru saja bangun dari tempat tidurnya dan langsung ke
kamar mandi untuk mencuci mukanya dan segera menemui kakaknya yang sejak tadi
sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk mereka berdua, Rudy masih
sementara membasuh wajahnya dengan air, tiba-tiba kakaknya memanggilnya untuk
sarapan bersama-sama. Setelah sampai di meja makan, dia melihat sebuah amplop
yang masih utuh terletak di atas meja makan, amplop tersebut berisi surat
undangan dari kampus yang dia datangi dua minggu lalu, dia kembali mendapat
panggilan dari kampus yang dia datangi dua minggu yang lalu. Keesokan harinya
Rudy pun menghadiri undangan tersebut di temani oleh kakak angkatnya, dia
sangat di sayangi oleh kakaknya, sampai-sampai kemana pun dia pergi, kakaknya
selalu mengantar dan mengawasinya untuk memastikan dia baik-baik saja.
Setelah sampai
di kampus tersebut, Rudy bersama kakaknya langsung menemui dosen yang
mengundangnya itu dan menanyakan tujuan di panggilnya itu, ternyata dia kembali
di percayakan oleh dosen tersebut untuk membawakan sebuah materi di depan
mahasiswanya, namun kali ini dia tak sendiri, dosen tersebut berkata bahwa kali
ini dia akan bekerja sama dengan seseorang yang juga ahli di bidang yang juga
di kuasai olehnya. Beberapa menit kemudian, seseorang mengetuk-ngetuk pintu
ruangan dimana Rudy dan dosen tersebut sedang berbincang-bincang, kemudian
dosen tersebut segera membuka pintunya, Dan ternyata orang yang berada di balik
pintu tersebut adalah bintang, orang yang paling dia tidak suka. Namun Rudy
tetap bersikap baik dan bekerja seprofesional mungkin, dia tak mau di cap jelek
oleh dosen yang mengundangnya itu. Akhirnya Rudy dan bintang pun menuju ruangan
kelas tempat dosen tersebut akan mengajar. Setelah sampai di ruangan tersebut,
mereka pun di perkenalkan kepada seluruh mahasiswa yang hadir di ruangan
tersebeut, sementara dosen memperkenalkan mereka berdua, tatapan Rudy hanya
tertuju kepada wawan yang sejak tadi hanya memperhatikan penyampaian dari
dosen. Melihat wajah Rudy yang terlihat sedikit sedih dan melamun, bintang pun
memperhatikan arah tatapan mata Rudy. Bintang pun menyimpulkan bahwa orang yang
Rudy maksud di buku dearinya adalah wawan, kebetulan ketika mereka masih ada di
korea, bintang pernah tak sengaja menemukan buku harian Rudy dan membacanya.
Waktu itu Rudy dan bintang sedang ada di perpustakaan kampus mereka, saat itu
Rudy baru saja menulis di buku hariannya dan tiba-tiba kakaknya menelfonnya dan
menyuruhnya untuk segera pulang karna ada hal penting yang ingin kakaknya
sampaikan padanya, karna terburu-buru akhirnya Rudy lupa untuk memasukkan buku
hariannya kedalam tas dan langsung pergi, bintang yang sejak tadi
memperhatikannya langsung mendatangi tempat duduknya tadi dan mengamati sebuah
buku yang terletak di atas meja tersebut, karna penasaran bintang pun membuka
buku tersebut dan membaca seluruh isi buku tersebut.
Setelah
membawakan materi, semua mahasiswa yang ada di dalam ruangan tersebut keluar,
sedangkan Rudy dan bintang tinggal dan membereskan barang-barangnya. Bintang
yang sejak tadi sudah penasaran langsung mendatangi Rudy yang masih sibuk
membereskan barang-barangnya, bintang pun menjulurkan tangannya ke arah wajah
Rudy seraya memberikan sebuah buku yang ternyata buku tersebut adalah buku
hariannya, Rudy tersentak kaget kenapa buku hariannya itu ada pada bintang,
karna melihat Rudy yang berwajah kaget dan sedikit emosi, bintang pun
menjelaskan kenapa buku hariannya itu ada padanya. Setelah bintang menjelaskan
semuanya pada Rudy, bintang bertanya siapa orang yang dia maksud dalam buku
hariannya tersebut, namun Rudy tak mau memberitahukannya karna itu adalah
masalah pribadinya dan dia pun sudah sejak lama ingin melupakan orang yang ada
di dalam buku hariannya tersebut. Bintang yang di selimuti rasa penasaran lantas
menebak siapa orang yang ada dalam buku harian Rudy, bintang menyebutkan sebuah
nama yang ternyata nama itu adalah wawan, Rudy tersentank kaget dan bertanya
dalam hati kenapa bintang bisa mengetahuinya sementara di buku hariannya dia
tak pernah menyebutkan nama wawan sekalipun.
Bintang pun
mengatakan bahwa sejak tadi dia memperhatikannya Rudy yang sejak tadi
memperhatikan wawan dari jauh, Rudy pun memotong pembicaraan bintang dan
berkata bahwa dia sudah tak mengharapkan wawan untuk menjadi sahabatnya lagi
karna dia sudah melupannya dan dia juga tak akan mengganggunya lagi, dia bahkan
sudah mengirimi wawan pesan melalui twitter dan berkata pada wawan bahwa dia
sudah tak ingin menjadi temannya lagi karna percuma dia menganggap wawan
sebagai sahabatnya sedangkan wawan sendiri hanya menganggapnya sebagai teman
biasa, namun walaupun Rudy berkata seperti itu, di dalam hatinya dia tak akan
pernah bisa melupakan wawan karna mereka berdua sudah berteman selama tiga
tahun, dan bukan hal mudah untuk melupakan semua kenangan selama tiga tahun
tersebut. Sementara Rudy dan bintang berbicara di dalam ruangan, seorang
mahasiswa sedang memperhatikan pembicaraan mereka di balik pintu yang ternyata
orang tersebut adalah wawan.
Setelah
berbicara panjang lebar dengan bintang, Rudy pun langsung beranjak pergi dari
tempat duduknya dan meninggalkan bintang begitu saja dan berjalan keluar
ruangan, setelah Rudy keluar dari ruangan tersebut, dia pun di ikuti oleh wawan
dari belakang dan setelah sampai di pintu keluar kampus, wawan langsung
mengahadang Rudy dan berkata bahwa dia telah mendengar pembicaraannya bersama
bintang. Rudy pun meyakinkan wawan bahwa apa yang dia dengar tadi adalah benar
karnya dia tak ingin selamanya terbayang-bayang orang yang dia banggakan,
sekarang yang ada di pikiran Rudy adalah lebih baik kehilangan dari pada
terbayang-bayang.
Dua hari
kemudian, Rudy dan kakaknya kembali ke korea karna waktu liburannya sudah
hampir selesai, dan sejak kejadian tersebut Rudy tak pernah lagi bertemu dengan
wawan dan menjalani hari-harinya dengan penuh keceriaan. Walau begitu, Rudy tak
pernah melupakan wawan karna dia merasa bahwa wawan adalah orang pertama yang
bisa membuat dia merasakan yang namanya persahabatan, karna wawan jugala yang
selalu menasehatinya dulu sehingga dia menjadi lebih baik.
~THE END~






0 komentar:
Posting Komentar