RSS

~✿~ [CERPEN] Kau Sahabatku, Kau Kakakku ~✿~

Kini perjalanan kemandirian telah dimulai. Ada banyak pengalaman saat menoleh kebelakang. Dan dialah guru terbaik manusia. Dalam pengalaman, tentulah ada kenangan yang terbesit di dalamnya. Canda tawa bersama teman. Tangis harupun demikian.
Mungkin baru beberapa bulan ini aku dan dia bersama. Setelah lebih dari setahun kita terpisah. Hubungan yang sempat longgar kini berusaha kita eratkan kembali. Flashback saat SMA. Hari itu 20 Februari 2014. Tepat saat try-out sebuah universitas ternama yang diadakan di daerah ku. Hari itu juga, adalah ulang tahun kelas ku dibentuk. Siang itu, sebelum acara berakhir, para panitia pelaksana melakukan sebuah renungan. Awalnya renungannya biasa saja, karena membahas kembali tentang orang tua. Biasa saja, karena setiap kali acara renungan yang saya hadiri, pasti orang tua yang selalu dibahas. Namun, ketika musik dan lagu dari Peterpan – Semua tentang kita dimainkan, saya sempat kaget. Saat itu, adalah momen disaat kita kembali mengingat hal-hal indah bersama kawan saat 3 tahun di SMA.
Sejenak saya termenung, saat MC mengatakan, “PELUKLAH SAHABAT MU!!”. Saya kebingungan dan hanya menunduk tanpa melakukan apa-apa selain sedih sembari menundukkan kepala. Lalu rekan bernama Rizman, merangkul saya, namun perasaan ini seolah menanti kedatangan seseorang. Saat itu saya tak tahu siapa. Selanjutnya, setelah Rizman merangkul saya, datang seorang lagi bernama Try. Tetaplah saja saya merasa menantikan seseorang. Masih belum terpikirkan siapakah dia. Dia yang saat itu ku nantikan.
Lalu, jelang semenit dua menit kemudian. Seseorang mendekap ku. Bakti, aku dan dia memiliki hubungan yang tidak enak , sejak kelas 2 SMA. Entahlah perasaan apa yang saya rasakan saat berdekapan dengannya. Semua air mataku tumpah di pundaknya. “Apakah dia yang ku tunggu??” gumam ku di dalam hati. Semakin lama, ku dekap dia semakin erat seolah tak ingin ku lepaskan. Mungkin dia yang selama ini ku tunggu.
Semalam suntuk saya berfikir keras. Bagaimana cara agar saya dan dia bisa kembali akrab. Namun, tidak ada ide yang terlintas.
Esok hari, saya membawa sebuah ponsel. Dan tiba-tiba ada razia ponsel di sekolah. Saya kebingungan. Saya tidak tahu harus menaruh ponsel saya dimana. Saya mondar-mandir di belakang kaya orang gila. Lalu, dengan sigap, Bakti berdiri dan meminta ponsel yang saya taruh di kantong. Kemudian, dia selipkan di belakang kertas karton yang menempel di dinding. Sejak saat itu saya berfikir, suatu saat nanti, pasti saya dan dia akan menjalin persahabatan yang WAW!!!
Hari demi haripun berlalu. Kini, Bakti sudah saya anggap sebagai kakak ku sendiri. Banyak fotonya ada di Ponsel ku. Wajahnya pun selalu menghiasi laptop ku. Hanya saja, terasa berat jika harus berpisah dengannya. Karena saya dan dia berada di kampus yang berbeda. Letaknya pun berjauhan. Setiap malam di kamar kos pun saya selalu merindukannya. Tapi satu hal yang paling saya syukuri adalah karena dia mau bertukar ponsel dengan saya. Itu adalah hal terindah yang saat ini saya rasakan.
Saya berharap, jika dia bertemu dengan banyak teman baru di kampus itu. Dia tidak akan melupakanku. Begitupun saya telah berjanji pada diriku sendiri bahwa saya tidak akan pernah melupakan dia.
Sekian
Sutamara Lasurdi Noor
Follow on twitter: @Sutamara_L_N_

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar